Siapa Yang Memenangkan Perang Dunia 1

Kronologi Perang Dunia I: Siapa yang Menang?

Dikutip dari The Major International Treaties of the Twentieth Century: A History and Guide with Texts (2013) suntingan John Grenville dan Bernard Wasserstein, Triple Alliance terdiri dari Austria-Hongaria, Jerman, dan Italia.

Sedangkan Triple Entente terdiri dari Rusia, Republik Ketiga Prancis, serta Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia, yang mendukung Serbia. Tahun 1915, Italia membelot dari Triple Alliance dan menyeberang ke kubu Triple Entente.

Kekuatan Triple Entente kembali bertambah pada 1917 setelah Amerika Serikat turut bergabung lantaran ingin memerangi Jerman. Amerika Serikat menuding Jerman terlibat dalam peristiwa tenggelamnya Kapal Lusitania pada 1915. Kapal tersebut membawa 128 warga negara Amerika Serikat.

Pada perkembangannya, perang semakin meluas, termasuk dengan bergabungnya Turki Usmani dan Bulgaria dengan Triple Alliance bersama Austria-Hongaria dan Jerman.

Ternyata, Triple Alliance kewalahan. Sejak tanggal 8 Agustus 1918, Triple Entente melancarkan Serangan Seratus Hari. Austria-Hongaria dan Jerman akhirnya menyerah pada 11 November 1918 akibat serangan itu, disusul kemudian oleh Turki dan Bulgaria.

Dengan demikian, pemenang Perang Dunia I adalah Triple Entente yang terdiri dari Rusia, Prancis, Inggris, Irlandia, Serbia, Italia, serta Amerika Serikat.

Penyebab Perang Dunia I

Perang Dunia I terjadi di Eropa mulai tahun 1914 dan berakhir pada 1918. Salah satu faktor utama yang menyebabkan peperangan negara-negara Barat ini dipicu oleh persaingan industri dan militer antara Jerman dengan Britania Raya.

Negara-negara yang kemudian merasakan memerlukan teman ketika berhadapan dengan musuh akhirnya membangun kubu-kubu (aliansi). Saat itu, ada dua kubu yang saling berhadapan, yaitu Triple Alliance dan Triple Entent.

Perang Dunia I akhirnya meledak ketika putra mahkota Austro-Hongaria, Franz Ferdinand, terbunuh. Hal ini menyebabkan pihak Austro-Hongaria bersama Triple Alliance melakukan serangan terhadap Prancis. Dalang di balik peristiwa tersebut diduga dimotori oleh Serbia.

Britania Raya yang berusaha mendamaikan melalui dialog ternyata kalah suara dari Jerman, sedangkan Austro-Hongaria di pihak lain ingin berperang. Jerman bersama Austro-Hongaria melancarkan serangan ke Belgia yang terikat perjanjian dengan Prancis dan Britania Raya.

Hal ini memicu Prancis dan Britania Raya akhirnya harus mau ikut serta dalam perang. Pada 1915, Italia membelot ke Triple Entente dan meninggalkan Triple Alliance karena dijanjikan mendapat wilayah Dalmatia yang saat itu diduduki oleh Austro-Hongaria.

Setelah itu, Turki Usmani memutuskan untuk bergabung bersama Triple Alliance karena merasa mempunyai musuh yang sama, yaitu Kekaisaran Rusia. Dengan demikian, Perang Dunia I melibatkan dua kubu aliansi, yaitu Triple Alliance yang dimotori oleh Jerman, Austro-Hongaria, Turki Usmani, dan Bulgaria, melawan Triple Entente yang dimotori oleh Britania Raya, Kekaisaran Rusia, Prancis, Italia, dan beberapa negara lainnya.

Perang ini akhirnya meluas hingga melibatkan Amerika Serikat. Amerika mengecam tragedi tenggelamnya Kapal Lusitania pada 1915 yang di dalamnya terdapat warga negaranya. Kapal tersebut ternyata tenggelam akibat ulah serangan Jerman.

Amerika akhirnya ikut turun ke peperangan dengan merapat ke Triple Entente. Kekaisaran Rusia ternyata memilih menarik diri di tengah peperangan, tepatnya pada 1917. Penarikan diri ini disebabkan oleh situasi negaranya yang tidak kondusif.

Pada 1918, muncul Perjanjian Brest-Litovsk yang isinya menyatakan bahwa Kekaisaran Rusia lepas tangan dari Perang Dunia I. Selanjutnya, terjadi “Serangan Seratus Hari” pada 1918 yang diluncurkan kubu Triple Entente. Garis pertahanan Jerman di Front Barat mendapatkan serangan hebat.

Jerman pun akhirnya menyerah. Pernyataan kekalahan itu akhirnya diikuti oleh negara-negara lain yang tergabung di Triple Alliance. Bulgaria, Turki Usmani, dan Austro-Hongaria secara bergiliran akhirnya mengibarkan bendera putih. Perang Dunia I pun resmi berhenti pada 11 November 1918.

Dampak Perang Dunia 1

Perang Dunia 1 menyebabkan guncangan sosial. Jutaan perempuan mulai memasuki angkatan kerja untuk menggantikan pria yang pergi berperang dan mereka yang tewas dalam peperangan.

Selain itu, perang yang sangat besar ini juga menyebarkan salah satu pandemi global paling mematikan di dunia, yaitu wabah flu Spanyol 1918. Wabah ini diperkirakan telah menewaskan 20 hingga 50 juta orang.

Perang Dunia 1 acap kali disebut sebagai perang modern pertama karena menggunakan banyak teknologi yang saat ini terkait dengan konflik militer. Teknologi yang diperkenalkan dalam skala besar selama Perang Dunia 1 antara lain senjata mesin, tank, pertempuran udara, dan komunikasi radio.

Perang yang menggunakan senjata kimia seperti gas mustard dan fosgen memberikan dampak kesehatan parah kepada prajurit dan warga sipil selama Perang Dunia 1. Hal ini menyebabkan sikap publik dan militer untuk menentang penggunaan senjata kimia secara terus menerus semakin menguat.

Penentangan publik salah satunya tercermin dalam Konvensi Jenewa yang ditandatangani pada tahun 1925. Isinya membatasi penggunaan senyawa kimia dan biologi dalam peran. Kesepakatan konvensi tersebut masih berlaku hingga saat ini.

tirto.id - Perang Dunia I (World War I) merupakan peperangan besar pertama dalam sejarah modern yang menimbulkan dampak besar bagi tatanan kehidupan masyarakat secara global. Lantas, bagaimana kronologi terjadinya Perang Dunia (PD) Pertama dan akhirnya siapa yang menang?

Dimulai tahun 1914, Perang Dunia I merupakan peristiwa besar yang terjadi di kawasan Eropa dan Asia Pasifik, namun berpengaruh sangat luas. Setelah Perang Dunia I berakhir, ada peperangan besar berikutnya yang menyusul terjadi, yakni Perang Dunia II sejak 1941, kemudian berlanjut dengan Perang Dingin.

Perang Dunia I dapat dikatakan sebagai tonggak perubahan sejarah dunia, karena akibat atau dampak yang ditimbulkan perang ini berpengaruh besar bagi negara-negara lain. Sebagai contoh, adanya Perang Dunia I memberikan akses bagi negara-negara untuk membuat teknologi persenjataan yang canggih.

Selain itu, bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika yang sudah sekian lama terjajah oleh negara-negara Barat, Perang Dunia I menjadi pemicu semangat mereka untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan menjadi negara yang merdeka serta berdaulat.

TakTik Perang Dunia 1: Perang Parit

Berjalannya Perang Dunia 1 dilangsungkan oleh kedua kubu dengan menggunakan taktik militer defensif, yaitu perang parit. Taktik ini memungkinkan para tentara mendapat perlindungan dari tembakan musuh, tetapi juga menghalangi pasukan untuk segera maju sehingga memperpanjang durasi perang.

Dilansir dari laman Delaware Historical & Cultural Affairs, peperangan parit adalah taktik pertempuran utama di Prancis dan Belgia. Biasanya, parit akan digali sedalam 12 kaki (3,6 meter) dan akan direntangkan sepanjang beberapa kilometer.

Stabilitas parit dijaga dengan menyertakan balok kayu atau karung pasir. Sayangnya, selama jeda pertempuran, beberapa kematian terjadi di dalam parit karena tembakan dari penembak jitu atau berbagai penyakit, seperti disentri, tifus, dan korela.

Barulah pada tahun 1915, Jerman menggunakan gas beracun untuk melawan Sekutu yang bertempur di parit Front Barat. Hal itu menyebabkan Inggris Raya menciptakan topeng masker pertama untuk mengurangi dampak gas beracun ini pada pasukannya.

Pesawat yang saat itu baru dikenal turut digunakan dalam peperangan. Salah satu fungsinya yakni memungkinkan personel pengintai untuk mengamati posisi pasukan musuh, mengarahkan tembakan artileri, dan memotret garis musuh. Pada akhir perang, konsep pertempuran udara dan pengeboman udara sudah muncul.

Perang Dunia II atau yang biasa dikenal sebagai World War II (WW II) diklaim menjadi konflik internasional yang paling mematikan dalam sejarah. Pasalnya, perang ini telah merenggut nyawa 60 hingga 80 juta orang.

Perang yang sangat besar ini melibatkan lebih dari 50 negara dan terjadi di darat, laut, dan udara. WW II terjadi karena krisis ekonomi dari depresi besar dan ketegangan politik yang tidak terselesaikan setelah berakhirnya Perang Dunia I.

Perang Dunia II dimulai saat Jerman Nazi menyerbu Polandia pada tahun 1939, dilanjutkan dengan perang di seluruh dunia hingga tahun 1945. Peperangan ini usai ketika Jepang menyerah kepada Amerika Serikat setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhir dan Dampak Perang Dunia I

Perang Dunia I menimbulkan dampak yang besar dan berpengaruh terhadap banyak negara. Setidaknya 4 kekaisaran runtuh usai perang ini, yaitu Jerman, Austria-Hongaria, Turki Ustmaniyah, dan Rusia.

Banyak negara yang mengalami kehancuran parah, termasuk Belgia dan Serbia, juga Prancis, Jerman, serta Rusia. Martin Kitchen dalam Europe Between the Wars (1980) mencatat, tidak kurang dari 8 juta tentara asal Eropa tewas, 7 juta orang lainnya mengalami cacat permanen, ditambah 15 juta orang yang terluka parah.

Dampak ekonomi juga amat terasa. Kelaparan terjadi di mana-mana, bahkan hingga di luar Eropa. Jutaan orang kehilangan rumah dan sebagian harus pindah ke negara lain, sampai ke Amerika Serikat bahkan Cina.

Tak hanya itu. Perang Dunia I juga menyebabkan munculnya wabah yang menyebar dan menewaskan jutaan orang serta puluhan juta lainnya terinfeksi, terutama wabah tipus, malaria, dan influenza.

Untuk pandemi flu saja, seperti yang terangkum dalam The Threat of PandemicInfluenza (2005) suntingan Stacey L. Knobler, secara keseluruhan telah menyebabkan tidak kurang dari 50 juta orang kehilangan nyawa.

Selengkapnya, berikut ini berbagai dampak yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I:

Sejarah Perang Dunia I – Sahabat Grameds sekalian pasti mengetahui tentang Perang Dunia I. Namun, tahukah sahabat-sahabat sekalian jika peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah bagi dunia?

Perang Dunia I merupakan peperangan global yang terpusat di Eropa dan dimulai pada 28 Juli 1914 sampai dengan 11 November 1918. Perang ini sering juga disebut dengan Perang Besar karena berakhir sampai dengan dimulainya Perang Dunia II.

Perang itu melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Blok Sekutu (berdasarkan Triple Entente, terdiri atas Britania Raya, Prancis, dan Kekaisaran Rusia) dan Blok Sentral (berdasarkan Triple Alliance, terdiri atas Jerman, Austro-Hongaria, dan Italia).

Namun, ketika Austrio-Hongaria melakukan serangan, persekutuan ini sementara bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang).

Berikut penjelasannya mengenai penyebab, garis waktu dan negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I.

Awal Mula Perang Dunia 1

Pertempuran besar di dunia ini berawal saat Archduke Franz Ferdinand, pewaris Kekaisaran Austria-Hungaria, ditembak mati bersama istrinya di Sarajevo, Bosnia. Penembakan ini dilakukan oleh nasionalis Serbia, Gavrilo Princip pada 28 Juni 1914, seperti yang dilansir dari laman History.

Pada saat itu, Princip dan nasionalis lainnya tengah berjuang untuk mengakhiri kekuasaan Austria-Hungaria atas Bosnia dan Herzegovina. Tentunya, pembunuhan Franz Ferdinand menyebabkan kondisi di Eropa kian memanas dan memicu serangkaian peristiwa.

Austria-Hungaria, kemudian menyalahkan pemerintahan Serbia atas serangan tersebut. Selain itu, Austria-Hungaria juga berharap dapat menggunakan insiden ini sebagai pembenaran untuk menyelesaikan masalah nasionalisme Serbia.

Negara lain mulai terlibat dalam situasi panas ini karena Rusia saat itu mendukung Serbia. Hal itu menyebabkan Austria-Hungaria menunggu pernyataan perang sampai pemimpin mereka mendapatkan jaminan dari pemimpin Jerman, Kaiser Wilhelm II.

Kala itu, Austria-Hungaria menunggu jaminan dukungan Jerman akan perjuangan mereka. Sebab, pemimpin mereka takut bahwa intervensi Rusia terhadap Serbia akan melibatkan sekutu Rusia, yaitu Prancis, dan Inggris Raya.

Barulah pada tanggal 5 Juli, Kaiser Wilhelm secara rahasia memberikan jaminan dukungan kepada Austria-Hungaria yang disebut sebagai 'cek kosong' (carte blanche). Setelahnya Austria-Hungaria langsung mengirimkan ultimatum kepada Serbia dengan tuntutan yang begitu keras sehingga hampir mustahil untuk diterima.

Pemerintah Serbia kemudian meyakini bahwa Austria-Hungaria tengah bersiap untuk perang. Hal itu menyebabkan Serbia memerintahkan tentaranya untuk melakukan mobilisasi dan meminta bantuan dari Rusia.

Pada tanggal 28 Juli, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Pernyataan ini menyebabkan runtuhnya perdamaian di Eropa. Dalam kurun waktu seminggu, Rusia, Belgia, Prancis, Inggris Raya, dan Serbia (Sekutu) bersekutu melawan Austria-Hungaria dan Jerman (Sentral), serta memulai Perang Dunia I.

Negara-Negara yang Terlibat Perang Dunia 1

Secara garis besar, kontes Perang Dunia I diikuti oleh negara-negara besar Eropa yang masuk dalam aliansi blok Triple Entente dan Triple Alliance.

Triple Entente merupakan skema Britania Raya untuk menghadapi kekuatan baru yang dibangun oleh Kaisar Wilhelm II dari Jerman, sampai-sampai Britania Raya rela melepaskan gengsinya dengan mengadakan penandatanganan Entente (ikatan nonaliansi), mengakhiri fase splendid isolation karena ketakutan menghadapi geliat Jerman.

Jerman saat itu semakin meraksasa di kawasan Eropa kontinental dan mengancam kedudukannya sebagai penyangga balance of power, serta hegemoni koloni dunia.

Entente dari Britania Raya adalah Prancis, meskipun keduanya sempat bersitegang dalam Insiden Fashoda, yang menjadi taktik diplomatis dengan memanfaatkan kemarahan Prancis. Hal ini dikarenakan wilayah Alsace-Lorraine dianeksasi ke dalam wilayah Kekaisaran Jerman, pasca German Unification (Penyatuan Konfederasi Jerman Utara dan Selatan). sebagai hasil Perjanjian Frankfurt karena Prancis kalah perang dalam seri Perang Franco-Prussia 1871.

Sementara Entente Britania Raya dengan Kekaisaran Rusia merupakan “permainan cantik” dari Britania Raya setelah mengetahui bahwa Kekaisaran Wilhelm II telah memecat sang arsitek diplomatik Jerman, Kanselir Otto von Bismarck, serta menolak memperbarui Perjanjian Reasuransi yang telah ditandangani sebelumnya.

Jerman malah memperbarui perjanjian aliansi Triple Alliance. Pengganti Otto di sisi lain juga kurang cakap dan sang kaisar memiliki tempramen tidak jelas: antara humanis, haus darah, atau bodoh akibat inferioritasnya atas hegemoni Britania Raya sebelumnya di Eropa.

Kaisar Wilhelm II juga menerapkan kebijakan Weltpolitik yang semakin memicu aksi gerak cepat Britania Raya meruntuhkan berbagai kemungkinan terbangunnya koalisi negara besar Eropa manapun dengan Jerman.

Kekaisaran Rusia memang sempat bersitegang dengan Britania Raya perihal Balkan, yaitu ketika hendak membuka jalur Selat Dardanelles yang mengancam kepentingan kolonial Britania Raya di wilayah Timur-Tengah. Namun, akhirnya atas desakan Prancis dan berbagai pertimbangan lain (termasuk kedekatan Jerman dengan Austro-Hongaria yang menjadi musuh Kekaisaran Rusia), Kekaisaran Rusia menerima bergabung dengan Britania Raya.

Triple Alliance di sisi lain merupakan proses panjang aliansi yang berawal dari aliansi Holy Alliance antara Kekaisaran Rusia, Prusia, dan Austria yang ditandatangani di Paris pada 26 September 1815, pasca jatuhnya Kekaisaran Prancis Pertama atau berakhirnya Perang Napoleon.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Sejarah Perang Dunia I. Grameds dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com untuk memperoleh referensi tentang peristiwa tersebut.

Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang Sejarah Perang Dunia I agar dapat mempelajarinya secara penuh. Selamat membaca.

Temukan hal menarik lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds.

Penulis: Fandy Aprianto Rohman

Akhir Perang Dunia II

Perang Dunia Kedua dibagi menjadi dua kubu, yaitu kekuatan Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) dan Sekutu (Prancis, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Uni Soviet) yang berakhir dengan klaim kemenangan dari Sekutu.

WW II juga menjadi salah satu titik balik terbesar dalam sejarah geopolitik abad ke-20 yang mengakibatkan perluasan kekuasaan Uni Soviet ke negara-negara di Eropa Timur, seperti yang dilansir dari laman Britannica.

Hal tersebut memungkinkan gerakan komunis untuk mencapai kekuasaan di China, dan menandai peralihan kekuasaan yang menentukan di dunia. Pasalnya, kekuasaan ini beralih tangan dari negara Eropa barat menjadi di tangan Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Awal mula berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan pendaratan Sekutu di Normandia pada 6 Juni 1944 yang membuka front kedua di Eropa. Pendaratan yang juga dikenal sebagai Operasi Overlord merupakan invasi sekutu ke Eropa Barat.

Selain itu, pada musim dingin tahun 1944-1945, Jerman melancarkan serangan untuk mendorong sekutu mundur dari wilayahnya di Ardennes. Sayangnya, serangan tersebut gagal dan menjadi peristiwa terakhir akan serangan Jerman di front barat selama WW II.

Kemudian tentara Uni Soviet maju dari timur untuk mengklaim semua wilayah di bawah kendalinya bagi Soviet, sementara tentara Sekutu berkumpul di Berlin. Setelahnya Adolf Hitler melakukan bunuh diri pada 30 April 1945 dan perang di Eropa berakhir pada 8 Mei.

Amerika Serikat lalu melancarkan strategi melompat pulaunya untuk menghancurkan kekuatan utama Jepang di seluruh Pasifik.

Jepang kemudian menyerah terhadap Sekutu setelah tragedi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 yang mengakhiri Perang Dunia II.

Perang Dunia 1 atau yang juga disebut sebagai Great War, terjadi pada awal abad ke-20 yang mempengaruhi keamanan dan ekonomi global. Pasalnya, perang ini melibatkan berbagai negara di Eropa hingga Amerika Serikat dan Jepang.

Seperti yang kita ketahui, perang ini terbagi akan dua kubu yaitu Blok Sekutu dan Blok Sentral. Setelah perang usai, Sekutu mengklaim kemenangannya.

Namun, kemenangan ini juga membawakan kabar duka karena Perang Dunia 1 menyebabkan lebih dari 16 juta tentara dan warga sipil tewas dalam peperangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, sebenarnya apa yang melatarbelakangi peperangan ini dan siapa yang memulainya?

Intervensi Amerika Serikat

Awalnya, Amerika Serikat (AS) tetap berada di luar konflik Perang Dunia 1 saat pertempuran dimulai pada 1914. AS mengadopsi kebijakan netralitas yang disukai oleh Presiden Woodrow Wilson.

Posisinya yang netral menyebabkan AS tetap terlibat dalam perdagangan dan ekspedisi dengan negara-negara Eropa di kedua belah pihak konflik. Sayangnya, Jerman melakukan agresi kapal selam yang tak terkendali terhadap kapal-kapal netral, termasuk kapal yang mengangkut penumpang.

Netralitas milik AS juga semakin sulit dipertahankan setelah 1915, saat Jerman menyatakan perairan di sekitar Kepulauan Inggris menjadi zona perang. Menindaklanjuti pernyataan tersebut, kapal selam U-boat Jerman menenggelamkan beberapa kapal dagang dan penumpang, termasuk kapal milik AS.

Pandangan publik AS terhadap Jerman mulai berubah setelah peristiwa tenggelamnya kapal transatlantik Inggris RMS Lusitania. Kapal ini melakukan perjalanan dari New York ke Liverpool, Inggris dengan membawa ratusan penumpang Amerika pada Mei 1915.

Alhasil pada Februari 1917, Kongres AS mengesahkan undang-undang penganggaran senjata sebesar $250 juta. Tujuannya untuk mempersiapkan AS dalam menghadapi perang.

Tidak sampai di situ, pada Maret 1917, Jerman kembali menenggelamkan empat kapal dagang AS. Oleh sebab itu, pada 2 April 1917, Woodrow Wilson tampil di depan Kongres dan meminta mereka untuk menyatakan perang terhadap Jerman.